Bakteri yang Merusak Makanan – Keracunan makanan bisa terjadi meskipun makanan telah dimasak dengan benar. Hal ini sering kali disebabkan oleh kurangnya kebersihan makanan atau suhu pemanasan yang tidak cukup saat memasak, sehingga bakteri dalam makanan tidak mati sepenuhnya dan akhirnya membahayakan.
Bakteri yang Merusak Makanan
Beberapa bakteri dalam jumlah kecil tidak berbahaya bagi kebanyakan orang dewasa yang sehat karena tubuh manusia dilengkapi untuk melawannya. Masalah muncul ketika bakteri tertentu berkembang biak dan menyebar, yang dapat terjadi jika makanan tidak ditangani dengan benar.
Makanan yang terinfeksi bakteri perusak mungkin tidak tampak, terasa, atau berbau berbeda dari makanan yang aman dikonsumsi. Gejala keracunan makanan bervariasi dan bisa muncul dalam 30 menit hingga beberapa hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
Berikut adalah jenis bakteri yang bisa menyebabkan penyakit dan keracunan bagi seseorang yang tidak sengaja mengonsumsi makanan yang terinfeksi:
Salmonella
Salmonella adalah kelompok bakteri yang menyebabkan infeksi salmonellosis, salah satu penyebab diare paling umum. Infeksi salmonella bisa lebih parah pada wanita hamil, orang tua, anak-anak, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
Sumber: Salmonellosis dapat terjadi dengan mengonsumsi telur mentah atau setengah matang, unggas dan daging yang kurang matang, buah dan sayuran mentah yang terkontaminasi (seperti tauge dan melon), serta susu mentah dan produk susu lainnya yang tidak dipasteurisasi. Kontak dengan hewan yang terinfeksi atau penangan makanan yang terinfeksi yang tidak mencuci tangan setelah menggunakan kamar mandi juga bisa menyebabkan penularan.
Pencegahan: Masak makanan seperti telur, unggas, dan daging hingga suhu internal yang disarankan. Cuci buah dan sayuran mentah sebelum dikupas, dipotong, atau dimakan. Hindari produk susu yang tidak dipasteurisasi dan makanan laut mentah atau kurang matang. Cuci tangan sesering mungkin, terutama setelah menangani daging atau unggas mentah. Bersihkan permukaan dapur dan hindari kontaminasi silang.
Clostridium perfringens
Clostridium perfringens, juga dikenal sebagai C. perfringens, sering ditemukan di lingkungan kita dan dapat berkembang biak dengan cepat dalam kondisi ideal. Anak-anak dan orang dewasa yang lebih tua sangat rentan.
Sumber: Penyakit ini umumnya terjadi dengan mengonsumsi makanan yang terinfeksi bakteri ini dalam jumlah besar, yang menghasilkan racun yang cukup untuk menyebabkan gejala seperti kram perut dan diare. Bakteri ini sering disebut sebagai “bakteri kafetaria” karena berkembang biak dengan cepat dalam makanan seperti casserole, semur, dan saus yang dibiarkan pada suhu ruangan di zona bahaya.
Pencegahan: Masak makanan dengan benar dan hindari meninggalkannya pada suhu ruangan, di atas 60°C atau di bawah 4°C. Potong daging panggang dan semur menjadi bagian yang lebih kecil untuk segera dimasukkan ke dalam lemari pendingin. Panaskan kembali sisa makanan hingga suhu internal 74°C atau lebih tinggi sebelum disajikan. Buang makanan yang dibiarkan pada suhu ruangan lebih dari 2 jam.
Campylobacter
Campylobacter adalah bakteri yang menyebabkan diare berair. Sebagian besar kasus campylobacteriosis, infeksi yang disebabkan oleh bakteri Campylobacter, terkait dengan konsumsi unggas dan daging mentah atau kurang matang serta kontaminasi silang makanan lain.
Sumber: Infeksi bakteri ini berasal dari konsumsi unggas dan daging mentah atau kurang matang, produk susu yang tidak dipasteurisasi, dan air yang tidak diolah atau produk yang terkontaminasi.
Pencegahan: Masak semua makanan sesuai dengan suhu internal yang disarankan, cegah kontaminasi silang dengan menggunakan talenan terpisah saat menangani makanan mentah dan matang, jangan minum susu yang tidak dipasteurisasi atau air yang tidak diolah, dan cuci tangan sesering mungkin. Cuci buah dan sayuran mentah sebelum dikupas, dipotong, dan dimakan.
Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus (staph) biasanya ditemukan pada kulit, tenggorokan, dan hidung orang sehat serta hewan. Umumnya, bakteri ini tidak menyebabkan penyakit kecuali ditularkan ke makanan di mana ia dapat berkembang biak dan menghasilkan racun berbahaya.
Gejala: Gejala infeksi staph meliputi mual, kram perut, muntah, atau diare. Bakteri staph dapat dihancurkan dengan memasak, tetapi racunnya tahan panas dan tidak bisa hilang.
Sumber: Bakteri ini dapat ditemukan dalam produk susu yang tidak dipasteurisasi dan makanan asin seperti ham dan daging irisan lainnya. Makanan yang dibuat atau bersentuhan dengan tangan dan tidak memerlukan pemasakan menambah risiko besar, seperti:
- Salad, seperti ham, telur, tuna, ayam, kentang, dan makaroni
- Produk roti, seperti kue isi krim, pai krim, dan éclair cokelat
- Sandwich
Pencegahan: Hindari menyimpan makanan pada suhu yang tidak tepat dan jaga kebersihan area dapur. Cuci tangan dengan sabun dan air, jangan mempersiapkan atau menyajikan makanan jika Anda memiliki infeksi hidung atau mata atau jika Anda memiliki luka atau infeksi kulit di tangan atau pergelangan tangan Anda.
Rekomendasi Kemasan Makanan
Kami juga menyarankan Anda menggunakan kemasan makanan ramah lingkungan. Menggunakan kemasan yang aman dapat mengurangi risiko kontaminasi bakteri jahat seperti yang disebutkan di atas. Pilihlah kemasan yang aman dan berkualitas dari produsen Percetakan Kemasan terpercaya.
Semoga informasi ini dapat menambah wawasan Anda tentang bakteri yang merusak makanan. Jangan lupa untuk selalu menggunakan bungkus makanan ramah lingkungan.